Pada 11 Juni lalu 2016 gelandang AC Milan Keisuke Honda mengunjungi Lapangan Sepak Bola Simprug, Jakarta Selatan untuk menggelar klinik sepak bola kepada 150 anak Sekolah Dasar. Pada jumpa pers coaching clinic bertajuk HONDA’s SOLTILO SOCCER SCHOOL 2016, dia berbicara banyak soal perjuangan pesepakbola Asia bersaing di Eropa, keinginannya menjadi pelatih, hingga kesannya terhadap Milanisti Indonesia.
Bursa transfer musim panas untuk klub-klub Serie A baru akan berakhir pada 31 Agustus. Tak ada salahnya mengulik pengakuan sang pemain seperti yang tertuang dalam tanya jawab bersama wartawan seperti berikut ini.
Bagaimana masa depan kamu di Milan?
Kontrak Honda masih ada hingga satu tahun, jadi belum bisa bicara apa-apa. Secara pribadi, saya ingin tetap di Milan, berusaha keras semaksimal mungkin di sana. Ada juga kemungkinan lain karena saya sudah 2,5 tahun di Milan. Masih ada kemungkinan untuk pindah.
Kenapa pemain Asia, susah masuk ke Eropa, kecuali Korea dan Jepang. Apa yang membuat situasi itu terjadi?
Pertama adalah kemampuan pemain sepak bola itu sendiri. Itu sangat penting. Melihat kondisi sekarang, dari Jepang sendiri memang sulit untuk masuk tim-tim Eropa karena di sana mereka belum menilai tinggi skill pemain dari Jepang.
Satu lagi adalah skill berkomunikasi. Saya berpikir bahwa orang Asia agak sulit untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena ada masalah dalam berbahasa.
Bagaimana kesan kamu setiba di Indonesia, terutama kesan terhadap Milanisti Indonesia?
Pertama, saya sangat kaget sekali dan senang sekali dengan sambutan yang ada. Saya juga berbicara pada anak-anak di sini, kalau sepak bola mereka sangat didukung. Saya berharap orang-orang dewasa dan perusahaan-perusahaan di sini juga begitu.
Berminat melanjutkan jenjang karier sebagai pelatih?
Kemungkinan ada. Saya sendiri juga tertarik jadi pelatih. Untuk saat ini belum saatnya menentukan mau atau tidaknya. Di masa yang akan datang, saya baru memutuskan.
<Rissa>