Kepengurusan Milanisti Indonesia Sezione Sorong (MI Sez. Sorong) baru saja berganti per Desember 2016 lalu. Kini, di tangan kepemimpinan capo baru Weldi Marzuki, sejumlah pekerjaan rumah menanti.
Weldi dan wakilnya, Setio Ajie, ditunjuk secara aklamasi sesaat setelah masa jabatan Sidiq Jaryanto dan kawan-kawan berakhir. Pasangan ini diharapkan bisa meneruskan program kerja kepengurusan yang lama, seperti Fun Futsal yang berjalan rutin setiap minggunya dan kegiatan nonton bareng AC Milan.
Hari terakhir @GATHNASMI2014 pic.twitter.com/NuMq0HliAI
— MIsezSorong [058] (@MIsezSorong) April 27, 2014
“Tentunya hal ini menjadi pertanyaan besar, apakah di Sezione Sorong sangat sedikit member aktif yang bisa memimpin. Alasan utama sebetulnya lantaran kesibukan yang padat pada profesi sehari-hari sehingga dikhawatirkan tidak memilki waktu untuk mengurus organisasi. Maka berdasarkan hasil rapat dan musyawarah ditunjuklah saudara Weldi Marzuki dan Setio Ajie sebagai Capo dan Wacapo periode 2016-2018,” ujar Dony Yansyah, pembina MI Sez. Sorong kepada redaksi Buletin Milanisti Indonesia.
Ketika membicarakan soal nonton bareng, Dony mengungkapkan kalau sezione ini dihadapkan pada situasi luar biasa berbeda. Mewakili bagian paling timur tanah air, mengadakan kegiatan pada dinihari dianggap bukan pilihan tepat.
“Hanya kegiatan nonton bareng pertandingan AC Milan yang tidak bisa secara rutin kami lakukan. Kebanyakan pertandingan Milan ditayangkan pada dini hari sedangkan kondisi keamanan di kota Sorong pada saat dini hari tersebut tidak begitu kondusif,” ujar Dony lagi.
“Besar harapan kami kepada kepengurusan ini untuk selalu amanah dalam mengemban tugas dan tanggungjawab yang dimandatkan oleh para milanisti di kota Sorong tercinta ini. Tetap semangat, maju dan berbuat demi kemajuan organisasi dan nama baik Milanisti Indonesia Sezione Sorong.”
“Dan untuk AC Milan tentunya doa dan harapan selalu terpanjatkan oleh seluruh Milanisti di dunia agar klub kebanggan kita ini dengan berjuta sejarah manis tercipta dapat tertoreh kembali dalam sebuah tinta emas bahwa AC Milan pernah berjaya dan akan kembali berjaya di Eropa dan Dunia. Kami sebagai tifosi tak kan pernah sedikit pun berpaling dan meninggalkan, karena Milan sudah menjadi bagian dari darah kami dan akan terus mengalir keseluruh tubuh ini. Kalah Menang Pantang Diam. Karena Diam Adalah Penghianatan. Forza Milan! FORZA MILAN!”
(ris)